Urban Farming


“Kota beton” semakin hijau. Taman di atap bangunan dan kebun sayur di lahan sekitar akan menjadi pemandangan sehari-hari, seperti layaknya gedung-gedung pencakar langit dan taksi.
Mengingat tren global, kota adalah tempat yang tepat. Lebih dari separuh populasi dunia (54 persen) tinggal di area perkotaan, dan jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat hingga 66 persen pada  tahun 2050 – hampir dua kali lipat dibandingkan 1960.
Dari jumlah tersebut, diperkirakan  800 juta orang di dunia menanam buah-buahan dan sayur-mayur di wilayah kota, termasuk di New York City, Philadelphia, dan Chicago di Amerika Serikat.
Banyak orang beralih ke “urban farming” atau berkebun di perkotaan  karena ingin mendapatkan produk yang segar, makanan yang lebih murah, dan juga untuk berteduh dari panasnya kota.
Berikut beberapa alasan lainnya mengapa lahan hijau  bersama dan berkebun diperkotaan semakin digemari:


Melindungi lingkungan. Ruang hijau dapat menyerap emisi gas rumah kaca; menjadi tempat untuk mengubah limbah organik menjadi pupuk; dan manampung  curah hujan yang jika tidak dapat menyebabkan erosi akibat limpasan dari jalan.
Menurunkan pajak bumi dan bangunan. Tergantung dari daerahnya,  pemilik gedung  bisa mendapatkan pengurangan jumlah pajak bumi dan bangunan dengan mendirikan taman di atap bangunan yang dapat mengurangi limpasan air dari badai. Selain menjadi ruang teduh yang memikat, taman atap juga dapat mengurangi biaya energi, karena bisa menjadi peredam panas maupun dingin.
Menghemat uang. Pemerintah kota, sekolah, dan tempat beribadah dapat merasakan manfaatnya juga jika mereka mengizinkan petani kota untuk mengolah lahan yang tidak terpakai, yang jika tidak, justru membutuhkan biaya perawatan. Sekolah-sekolah tertentu juga  melihatnya sebagai kesempatan baik untuk mengajarakan pertanian kepada murid-muridnya  secara langsung.
Read more

Beberapa Upaya Mengatasi Kelangkaan Air di Perkotaan

Saat musim penghujan tiba, Pemprov DKI Jakarta biasanya telah jauh-jauh hari mempersiapkan diri, antara lain dengan menuntaskan pembangunan Kanal Banjir Timur (KBT). Program ini adalah salah satu bentuk strategi jangka panjang untuk meminimalisasi dampak bencana banjir yang ditimbulkan. Dalam dua tahun terakhir, memang warga DKI Jakarta sudah bisa merasakan manfaat KBT ini, meski di beberapa lokasi masih saja ada yang terendam banjir, terutama yang lokasinya agak jauh dari proyek KBT. Namun, yang menjadi pertanyaan besar, mengapa pemerintah lebih menonjolkan program-program penanggulangan banjir, sementara program-program penanganan kelangkaan sumber daya air pada musim kemarau nyaris tidak ada. Padahal, ancaman bencana kelangkaan sumber daya air tidak kalah mengkhawatirkan bagi masyarakat, khususnya yang tinggal di kawasan perkotaan.






Faktor Penyebab
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya bencana kelangkaan sumber daya air, selain perubahan iklim yang cukup ekstrem. Penyebab utamanya adalah eksploitasi besar-besaran air tanah yang tidak hanya mengakibatkan terjadinya kelangkaan air, tetapi juga mengakibatkan penurunan permukaan tanah (landsubsidence) terhadap permukaan air laut. Jakarta dan Semarang yang posisinya dekat laut, merupakan dua contoh perkotaan yang posisinya semakin rendah daripada permukaan laut sehingga kota ini senantiasa dihadapkan pada ancaman bencana banjir dan kelangkaan air, terutama air besih.
Terhadap isu kelangkaan air ini, pemerintah Indonesia terkesan memarginalkannya karena lebih fokus pada penanganan dan penanggulangan banjir, sementara masyarakat dunia senantiasa memperhatikan akan pentingnya isu kelangkaan air. Ini disebabkan jumlah penduduk dunia yang terus meningkat, sementara stok sumber daya air semakin berkurang.
Dengan tidak bermaksud menyalahkan negara-negara berkembang, tekanan paling berat terhadap sumber daya air akan terjadi di kelompok negara ini karena masih tingginya laju kelahiran yang diperkirakan 2,1 % per tahun. Lebih khusus lagi, tekanan masyarakat di perkotaan tidak kalah mengkhawatirkan karena laju pertumbuhan penduduknya mencapai 3,5 % per tahun (Middleton, 1992).
Ketidakseimbangan jumlah penduduk dan ketersediaan air dikhawatirkan akan memunculkan konflik baru yang dapat meluas secara global pada abad ini. Hal tersebut mengingat sumber daya air tidak ada substitusinya sebagaimana bahan bakar minyak. Selain itu, kekhawatiran global terhadap kelangkaan air juga karena adanya prediksi Gardner-Outlaw and Engelman (1997) yang disitir PBB (2003), bahwa pada tahun 2050 diperkirakan 1 dari 4 orang akan terkena dampak dari kekurangan air bersih.
Sementara itu, dalam konteks Indonesia, meskipun cadangan airnya mencapai 2.530 km3/tahun yang termasuk dalam salah satu negara yang memiliki cadangan air terkaya di dunia, isu kelangkaan air harus menjadi perhatian serius khususnya di wilayah perkotaan. Mengingat pada musim kemarau keadaan terlihat sangat kontras jika dibandingkan pada musim penghujan. Pada musim penghujan, wilayah perkotaan biasanya akan mengalami musim banjir dan pada musim kemarau akan mengalami kelangkaan air yang sangat parah.
Jakarta merupakan salah satu contoh kawasan perkotaan yang setiap musim kemarau selalu dihadapkan pada keadaan langkanya air bersih. Tingginya pertumbuhan penduduk, termasuk di dalamnya tingginya tingkat urbanisasi, menuntut besarnya penyediaan air terutama air bersih untuk konsumsi masyarakat perkotaan. Sementara Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) DKI Jakarta hanya mampu menyuplai kurang dari 50 % air besih untuk warganya.
Ironisnya, di tengah ancaman kelangkaan air tersebut, potensi air hujan di Jakarta yang rata-rata mencapai 2.000 juta m3/tahun tidak teresap dengan optimal karena hanya 26,6 % saja yang terserap ke dalam tanah dan sisanya 73,4 % terbuang sia-sia ke laut. Tentu saja keadaan ini tidak hanya berlaku di Jakarta, namun juga di kawasan perkotaan lainnya di Indonesia. Rendahnya resapan air di kawasan perkotaan umumnya disebabkan pesatnya pembangunan yang tidak disertai dengan kepatuhan berbagai pihak dalam menaati peraturan-peraturan yang telah ditetapkan (Akhmad Solihin, 2010).
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan, ada dua hal yang sangat penting yang menyebabkan kelangkaan air di wilayah perkotaan. Pertama, eksploitasi secara besar-besaran terhadap air tanah yang dilakukan oleh gedung-gedung perkantoran, rumah sakit, pusat perbelanjaan, apartemen, hotel, pengusaha laundry, dan bangunan tinggi lainnya. Kedua, pembangunan gedung-gedung yang tidak mematuhi perbandingan lahan yang terpakai dan lahan terbuka, sehingga mengganggu proses penyerapan air hujan ke dalam tanah.
Kedua hal tersebut jelas mengganggu kelestarian air tanah yang sangat rentan, sebagaimana yang tertuang pada Pasal 37 ayat (1) UU Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, yang menyebutkan bahwa air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan.
Dengan demikian, penyedotan air tanah di satu sisi dan terganggunya proses peresapan air hujan lain merupakan masalah klasik yang senantiasa akan dihadapi pemerintah dalam memberikan pelayanan penyediaan air bersih. Hal ini diperparah dengan lemahnya PDAM dalam menyalurkan air bersih sehingga penyedotan air tanah pun tidak terelakkan dalam rangka memenuhi kebutuhan air tersebut.
Solusi
Permasalahan kelangkaan air yang cukup kompleks ini seharusnya menjadi perhatian serius pemerintah. Cara-cara lama dalam pengelolaan yang dilakukan secara parsial berdasarkan tugas pokok dan fungsi setiap lembaga terbukti tidak mampu mengatasi permasalaham ini. Ke depan, selain harus terintegrasi antar lembaga pemerintah, penanganan sumber daya air juga harus melibatkan stakeholder, khususnya mereka yang menggunakan air tanah.
Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan pemerintah, di antaranya:
(1) Pengaturan pemanfaatan air tanah yang disertai dengan pengawasan yang ketat, misalnya mengawasi penggunaan air tanah oleh perusahaan cuci kendaraan, agar penggunaannya tidak jor-joran dan melebihi kapasitas;
(2) Pemberian surat IMB (Izin Mendirikan Bangunan) harus disertai kewajiban penyediaan lahan terbuka yang diperuntukkan bagi penyerapan air hujan ke dalam tanah;
(3) Kewajiban memperbaiki kualitas dan mengembalikan tata guna air sesuai pemanfaaatan sebagaimana yang telah dimanfaatkan oleh setiap pengguna air;
(4) Setiap bangunan harus diwajibkan membuat sumur resapan sehingga dapat meningkatkan cadangan air tanah, yang manfaatnya akan sangat dirasakan jika terjadi musim kemarau yang berkepanjangan;
(5) Mewajibkan setiap pemilik bangunan untuk menyediakan lahan untuk menanam pohon yang dimaksudkan untuk menyimpan sebagian air resapan, selain tentunya untuk menyerap polusi udara dan memberi keteduhan.
(6) Memberdayakan partisipasi masyarakat perkotaan untuk dapat bertindak secara bijak dalam hal pemanfaatan air tanah untuk keperluan yang penting saja.
Dalam konteks ketersediaan cadangan air tanah, tampaknya pembangunan sumur resapan merupakan kebutuhan mendesak bagi segenap warga perkotaan, baik di kota besar maupun di kota kecil. Waryono (2002) dalam sebuah penelitiannya menyimpulkan bahwa setiap sumur resapan akan mampu meneruskan air hujan ke dalam tanah sebanyak 40 drum/tahun atau 8 m3/tahun. Dalam hal ini, beberapa Perda di Indonesia telah mengaturnya secara jelas. Khusus untuk Jakarta, optimalisasi penampungan air hujan di bawah tanah telah diatur Pemerintah DKI Jakarta melalui Perda Nomor 68 Tahun 2003. Namun, potensi pemulihan air tanah secara buatan di Jakarta masih sangat rendah.
Adalah merupakan kebutuhan vital dan mendesak bagi setiap individu manusia akan tersedianya air bersih, terlebih bagi warga perkotaan yang dihadapkan pada ancaman kelangkaan air akibat ketidakseimbangan pembangunan. Untuk mewujudkan kelestarian sumber daya air, diperlukan kebijakan yang terintegrasi, baik dari aspek stakehol der maupun pendekatan pengelolaan. Karena cara dan proses pendayagunaan sumber daya air didasarkan keterkaitan air hujan, air permukaan, dan air tanah dengan pendayagunaan air permukaan sebagai langkah utama. Karenanya, sangat diharapkan perhatian yang sangat serius dari pemerintah dalam upaya mengatasi kelangkaan air di wilayah perkotaan, terutama pada musim kemarau seperti saat ini.

Read more

6 TEKNIK BUDIDAYA HIDROPONIK SEDERHANA



Sumber : Lintangsore.com


Selamat datang di blog Lintangsore. Apakah anda sedang belajar menanam hidroponik? Kalau benar maka artikel berikut ini semoga saja bisa membantu menambah wawasan anda dalam usaha menanam hidroponik. Seperti yang kita ketahui bersama, pada budidaya hidroponik kita tidak lagi menggunakan tanah sebagai media tanam, tetapi memaksimalkan penggunaan larutan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman secara tepat dan sesuai takaran.
Ada beberapa kelebihan penerapan sistem hidroponik untuk bertanam diantaranya adalah sebagai berikut:

Kelebihan sistem budidaya hidroponik


1. Mengatasi masalah tidak tersedianya tanah sebagai media tanam

2. Mengurangi penyakit tanaman yang umumnya terjadi pada media tanah
3. Memungkinkan ketersediaan dan penanaman yang berkesinambungan
4. Mendapat hasil lebih banyak dengan luasan area tanam yang sama
5. Kualitas hasil panen yang lebih baik 
6. Penggunaan air dan pupuk lebih sedikit karena terukur dan terencana.



Itulah beberapa kelebihan dari budidaya hidroponik. Ada kelebihan pasti ada juga kekurangan. Termasuk dalam hal ini bertanam hidroponik, beberapa kekurangannya adalah sebagai berikut:



Kekurangan sistem budidaya hidroponik


1. Biaya awal yang cukup besar, diantaranya untuk penyiapan alat-alat, media termasuk juga nutrisinya

2. Memerlukan perhatian ekstra dalam perawatannya
3. Membutuhkan ilmu dan pengetahuan yang cukup mengenai tanaman dan kebutuhannya
4. Saat tanaman terinfeksi penyakit akan mudah menyebar



Itu saja saya kira kekurangannya, kalau saya tambahi lagi nanti malah membuat anda berpikir ulang lagi untuk memulai bertanam hidroponik.



Berikutnya kita akan membahas teknik-teknik bertanam hidroponik.

Secara umum budidaya hidroponik dibagi menjadi 2 jenis menurut aliran nutrisi yang digunakan yaitu sistem bersikulasi dan sistem non sirkulasi.


1. Sistem bersikulasi


Pada sistem sirkulasi atau sistem putar, air nutrisi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan jatuh lagi mengalir lewat akar ke suatu penampung. Berikutnya air nutrisi dalam tampungan itu nantinya akan diaplikasikan lagi pada tanaman dengan menggunakan bantuan pompa atau sejenisnya untuk mengalirkannya.

Kekurangan dalam sistem sirkulasi ini adalah menyebabkan perubahan PH air yang tentunya tidak bagus untuk tanaman sehingga dibutuhkan pengecekan secara rutin.


2. Sistem non sirkulasi


Pada sistem non sirkulasi atau sistem sekali pakai, air nutrisi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman jika ada kelebihannya tidak didaur ulang tapi langsung dibuang. Terkesan boros, namun sebenarnya bila kita mengatur waktu yang tepat untuk pemberian larutan nutrisi maka air nutrisi akan terserap oleh tanaman secara maksimal, akibatnya air yang terbuang pun menjadi sedikit.



Nah, itulah 2 jenis teknik bertanam secara hidroponik yang perlu anda ketahui terlebih dahulu. Selanjutnya kita akan lebih detil membedakan teknik-teknik budidaya hidroponik dengan harapan nantinya anda bisa memilih teknik mana yang mudah dan efektif untuk diaplikasikan.


 Ada 6 teknik yang dikenal dalam sistem bertanam hidroponik, yaitu:
1. Water culture system
2. Drip system 
3. Aeroponic system
4. Wick system
5. Ebb and flow system
6. NFT system
Teknik Budidaya Hidroponik Sederhana
Teknik Budidaya Hidroponik Sederhana


Mari kita bahas satu per satu.


1. Cara budidaya hidroponik : Water culture system


Kalau diterjemahkan bebas dalam bahasa Indonesia water culture system artinya adalah metode menanam hidroponik sistem rakit apung. Teknik ini merupakan teknik bertanam hidroponik yang cukup sederhana. Konsep dari sistem ini adalah membiarkan akar tanaman mengapung di air nutrisi sehingga tanaman dapat asupan nutrisi selama 24 jam sehari non stop.


 Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat sistem rakit apung:
- Bak atau tempat penampungan air nutrisi
- Media tanam/ rockwoll.
- Netpot
- Sterofoam 
- Benih tanaman
- Larutan nutrisi hidroponik


Berikut gambar dari water culture system:

hidroponik sistem water culture
hidroponik sistem water culture

2. Cara budidaya hidroponik : Drip system


Drip System atau Sistem tetes merupakan salah satu dari teknik menanam hidroponik yang umum digunakan karena cara kerjanya yang cukup sederhana. Sistem ini menggunakan timer untuk mengatur penetesan air nutrisi pada tanaman.

Berikut bagan sederhana dari metode hidroponik sistem tetes:
hidroponik sistem tetes
hidroponik sistem tetes


3. Cara budidaya hidroponik : Aeroponic system


Aeroponic system atau sistem Aeroponik ini menggunakan udara sebagai media tanam. Konsepnya adalah membiarkan akar tanaman menggantung, lalu pada akar yang menggantung tersebut disemburkan air/larutan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman dengan menggunakan irigasi sprinkler.


 Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat Sistem Aeroponik:
- Bibit Tanaman
- Sterofoam
- Media tanam/Rockwool
- Sprinkler
- Pompa air
- Pipa Paralon dan Etilen
- Larutan nutrisi hidroponik


Berikut ini gambar dari Hidroponik sistem Aeroponik:

hidroponik sistem aeroponik
hidroponik sistem aeroponik

4. Cara Bertanam Hidroponik : Wick system


Cara bertanam hidroponik wick system/sistem sumbu dibandingkan dengan berbagai jenis sistem hidroponik lainnya, termasuk metode yang paling sederhana. Paling umum dipakai terutama oleh para hobiis yang menanam hidroponik sederhana di rumah. 

Konsep dari cara bertanam hidroponik sistem sumbu adalah pemberian nutrisi tanaman di media tumbuh melalui sumbu yang digunakan sebagai reservoir. Jadi akar tanaman tidak tercelup langsung di dalam air, melainkan mereka tumbuh dalam beberapa bahan penahan air seperti rockwool atau sabut kelapa. Sistem ini dapat menggunakan berbagai media tanam, seperti kerikil pasir, serat/ serbuk kulit buah kelapa, sekam bakar dan rockwoll untuk menahan/menyimpan air. Sedangkan untuk sumbunya, bisa menggunakan sumbu kompor, kapas atau kain bekas.

 Cara bertanam hidroponik sistem sumbu disebut paling sederhana dan tidak ribet dikarenakan tidak memerlukan listrik/sumber energi untuk memberikan nutrisi hidroponik pada tanaman. 
Larutan nutrisi sampai pada akar tanaman hanya memanfaatkan sifat kapilaritas air. Ujung sumbu ditempatkan dalam reservoir yang berisi larutan nutrisi, sedangkan ujung yang lain ditempatkan dalam media tanam menuju akar tanaman. Selain membasahi akar, media tanam yang dilalui oleh sumbu ikut menjadi lembab oleh larutan nutrisi.


Selain sederhana dan simpel, kelebihan lainnya dalam penggunaan sistem sumbu adalah akar tanaman dapat bernafas menyedot udara bersamaan dengan larutan nutrisi. Seperti kita ketahui bersama, selain nutrisi, asupan udara yang cukup juga merupakan hal esensial dalam pertumbuhan tanaman. 


hidroponik sistem sumbu
hidroponik sistem sumbu


Kelebihan/kemudahan berikutnya dari sistem hidroponik sumbu, ketika larutan nutrisi pada penampungan/reservoir habis, dapat diisi lagi dengan mudah tanpa menggunakan pompa seperti yang dilakukan dalam sistem hidroponik lainnya.

Berikut ini bagan/skema sistem Wick beserta beberapa contoh tanaman yang ditanam menggunakan sistem wick :

hidroponik sistem wick
hidroponik sistem wick


Untuk metode ke 5 dan ke 6 saya simpan di postingan lain agar artikel ini menjadi terlalu panjang.

Atau mungkin anda bisa membaca artikel lainnya tentang bertanam hidroponik melalui tautan berikut:

 Cara budidaya hidroponik 

Demikian informasi tentang cara budidaya hidroponik Sederhana yang bisa saya bagikan. Jika informasi di atas ada yang kurang tepat atau mungkin anda mempunyai informasi yang lebih akurat dan mendetil mohon untuk bisa berbagi melalui kolom komentar di bawah postingan ini. 

Terima kasih sudah berkunjung dan berkenan membaca. Semoga ada manfaat yang bisa didapatkan, terutama dalam hal budidaya hidroponik. Salam.
Read more

CARA MEMBUAT TANAMAN HIDROPONIK DI RUMAH UNTUK PEMULA

Sumber : lintangsore.com


Pada kesempatan kali ini kita akan belajar menanam hidroponik sederhana yang bisa diaplikasikan secara mudah di rumah atau di pekarangan. Teknik cara menanam hidroponik menggunakan media air ini ditujukan untuk para pemula yang baru saja mengenal tanaman hidroponik dan ingin mencoba menanam sayuran hidroponik seperti cabe, kangkung, tomat dan lain-lain. Maka nantinya dalam teknik hidroponik ini kita tidak akan memerlukan peralatan ataupun bahan-bahan ideal yang sulit diperoleh tapi hanya memanfaatkan apa yang sudah ada di sekitar anda seperti botol bekas, botol gantung dan media tanam sederhana lainnya.


cara berkebun hidroponik di rumah
cara menanam hidroponik di rumah

Budidaya Tanaman Hidroponik


Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang cara menanam hidroponik sederhana di rumah atau pekarangan, ada baiknya anda mengenal dulu apa itu bertanam hidroponik. Secara sederhana ditinjau dari asal katanya budidaya Hidroponik berarti suatu metode budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah, tetapi memanfaatkan air/larutan mineral bernutrisi yang diperlukan oleh tanaman dan bahan lainnya sebagai pengganti media tanah yang mengandung unsur hara seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan genteng/batu bata, serbuk kayu, dan lain sebagainya.



Di bawah ini beberapa kelebihan dan alasan untuk menguatkan motivasi anda belajar menanam tanaman dengan cara hidroponik, antara lain: 


  • Bertanam hidroponik terbukti hemat dibandingkan dengan menanam konvensional di atas tanah karena tidak perlu menyiramkan air setiap hari sebab larutan nutrisi/media larutan mineral yang dipergunakan sudah tertampung di dalam wadah yang dipakai, sehingga kita tinggal melakukan pengontrolan saja.
  • Bertanam hidroponik dapat memaksimalkan lahan terbatas karena tidak membutuhkan lahan yang banyak, bahkan media tanaman bisa dibuat secara bertingkat
  • Bertanam hidroponik terbukti ramah lingkungan karena tidak menggunakan pestisida atau obat hama yang dapat merusak tanah, menggunakan air hanya 1/20 dari tanaman biasa, dan mengurangi CO2 karena tidak perlu menggunakan kendaraan atau mesin.
  • Tanaman hidroponik tidak merusak tanah karena tidak menggunakan media tanah dan juga tidak membutuhkan tempat yang luas.
  • Hasil tanaman hidroponik bisa dimakan secara keseluruhan termasuk akar karena terbebas dari kotoran dan hama
  • Bisa memeriksa akar tanaman dengan jelas secara periodik untuk mengontrol pertumbuhannya
  • Pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kualitas hasil tanaman dapat terkontrol
  • Untuk menanam hidroponik tidak perlu tergantung musim, karena itu dapat ditanam kapan saja sesuai dengan planning kita.
  • Menanam hidroponik bisa mengurangi/menghemat pemakaian pupuk.
  • Bertanam hidroponik tidak perlu banyak tenaga untuk mengerjakannya
  • Lingkungan tempat bertanam hidroponik cenderung lebih bersih ketimbang bertanam di atas tanah.
  • Tanaman hidroponik jarang mempunyai masalah dengan hama dan penyakit tanaman yang disebabkan oleh bakteri, ulat dan cacing nematoda yang banyak terdapat dalam tanah
  • Lahan tempat menanam hidroponik lebih fleksibel, dapat ditanam di mana saja seperti di dalam rumah atau di pekarangan yang sudah dipaving.
cara menanam hidroponik sederhana di rumah
cara menanam hidroponik sederhana di rumah

cara menanam hidroponik sawi
cara menanam hidroponik sawi

Beberapa tanaman yang sering ditanam secara hidroponik, adalah sayur-sayuran hijau seperti selada, bayam, lombok, tomat, bak choy, brokoli, sawi, kailan, kangkung, bawang, strowbery, dan lain-lain. Tanaman-tanaman hidroponik di atas seringkali menjadi pilihan utama bagi para vegetarian yang sangat memperhatikan proses pembuatan makanan, apakah ada unsur kimiawi di dalamnya, apakah terdapat pembunuhan hewan, juga terkait dengan konservasi lingkungan dan usaha penghijauan.

Cara Menanam Sayuran Hidroponik



Ada dua macam teknik utama dalam cara bercocok tanam hidroponik.
  1. Teknik menanam hidroponik menggunakan larutan nutrisi
  2. Teknik menanam hidroponik menggunakan media pengganti


Perbedaan mendasar dari kedua teknik di atas adalah sebagai berikut:



Pada teknik yang pertama, kita tidak membutuhkan media tanam keras sebagai tempat pertumbuhan akarnya, tetapi cukup menggunakan media larutan nutrisi/air. Metode yang menggunakan larutan tidak membutuhkan media keras untuk pertumbuhan akar, hanya cukup dengan larutan mineral bernutrisi. Contoh cara dalam teknik larutan yang umum dipakai adalah teknik larutan statis dan teknik larutan alir. 



Sedangkan untuk teknik yang kedua, kita menggunakan media substitusi untuk menggantikan peran tanah sebagai tempat pertumbuhan akar tanaman. Dalam hal ini kita bisa memanfaatkan media sabut kelapa, akr/batang pakis, pasir, pecahan batu bata/genteng , serbuk kayu, dan lain-lain sebagainya.



Pada postingan yang ini kita tidak akan membahas keduanya karena akan menjadikan postingan ini terlalu panjang dan pastinya membuat anda lelah membacanya. maka, kita hanya akan membahas teknik yang pertama saja yaitu cara menanam hidroponik menggunakan media air/larutan.

Cara Menanam Hidroponik dengan Media Air


1. Teknik Larutan Statis
Teknik larutan statis artinya air/larutan nutrisi tidak perlu kita alirkan. Teknik ini termasuk teknik paling kuno yang sudah dipraktekkan oleh nenek moyang kita. Dalam teknik menanam hiroponik larutan statis, tanaman disemai pada media tertentu seperti ember plastik, baskom, bak semen, atau tangki. Usahakan untuk memilih media yang berwarna gelap atau tidak tembus cahaya. Hal ini ditujukan untuk menghindari tumbuhnya lumut di dalam bak/wadah larutan. Kalaupun adanya wadah berwarna bening/transparan, silahkan anda bungkus terlebih dahulu menggunakan plastik hitam atau alumunium foil yang tidak tembus cahaya. 
Karena air/larutan nutrisi tidak dialirkan, maka ketinggian larutan diusahakan selalu serendah mungkin sehingga akar tanaman berada di atas larutan, dan dengan demikian tanaman akan cukup memperoleh oksigen. 
Untuk menghasilkan gelembung oksigen dalam larutan, bisa menggunakan pompa akuarium. Larutan bisa diganti secara teratur, misalnya setiap minggu, atau apabila larutan turun di bawah ketinggian tertentu bisa diisi kembali dengan air atau larutan bernutrisi yang baru.

cara menanam hidroponik dengan botol bekas
cara menanam hidroponik dengan botol bekas


2. Teknik Larutan Alir
Teknik Larutan Alir adalah suatu cara bertanam hidroponik yang dilakukan dengan mengalirkan terus menerus larutan nutrisi dari tangki besar melewati akar tanaman. Teknik ini lebih mudah untuk pengaturan karena suhu dan larutan nutrisi dapat diatur dari tangki besar yang bisa dipakai untuk tanaman hidroponik skala besar. Salah satu teknik yang banyak dipakai dalam cara Teknik menanam hidroponik larutan Alir ini adalah teknik lapisan nutrisi (nutrient film technique) atau sering disebut sebagai 'teknik hidroponik NFT'.
Teknik hidroponik NFT menggunakan parit buatan yang terbuat dari lempengan logam tipis anti karat, dan tanaman disemai di parit tersebut. Di sekitar saluran parit tersebut dialirkan air mineral bernutrisi sehingga sekitar tanaman akan terbentuk lapisan tipis yang dipakai sebagai makanan tanaman. Parit dibuat dengan aliran air yang sangat tipis lapisannya sehingga cukup melewati akar dan menimbulkan lapisan nutrisi disekitar akar dan terdapat oksigen yang cukup untuk tanaman.


berkebun hidroponik secara murah
berkebun hidroponik secara murah

 Itulah dua teknik cara menanam hidroponik dengan media air/larutan nutrisi.
Nah, seperti yang saya janjikan di atas, sekarang kita akan belajar cara menanam hidroponik sederhana di rumah menggunakan bahan dan alat seadanya.

Cara Bertanam Hidroponik Sederhana di Rumah

Ada dua teknik sederhana yang akan saya bahas, yaitu hidroponik sistem wick (mewakili teknik larutan statis) dan hidroponik sistem NFT (mewakili teknik larutan alir)

1. Menanam Hidroponik sistem Wick.

Kata 'wick' kalau tidak salah berarti sumbu. Maka sistem wick biasa disebut juga sistem sumbu. Sistem hidroponik ini menggunakan sumbu yang dipasangkan ke media/pot tanaman yang berfungsi untuk mengalirkan larutan nutrisi dari bawah (penampung) ke atas (akar tanaman). Rockwool adalah media yang akan menyerap air nutrisi yang dibawa kain flanel, sehingga akar-akar muda tanaman akan menyerapnya dari rockwool. Semakin besar, akar tanaman akan keluar dari rockwool dan merayap melalui kain flanel menuju larutan nutrisi di bagian bawah dan mengisapnya sendiri.
Sistem ini merupakan sistem yang paling mudah, dan murah, dan sangat cocok untuk tahap belajar, terutama untuk para pemula atau hobiis tanaman indoor


Bahan yang dibutuhkan :
  • Botol bekas ukuran 600 ml
  • Media tanam : disarankan Rockwool (bisa beli di toko pertanian atau online) Alternatif lain kalau repot bisa diganti sama dacron, busa bekas, gulungan kapas, atau kain flanel yang digulung.
  • Sumbu : Bisa menggunakan sumbu kompor / kain flanel / kain yang menyerap air
rockwool, larutan AB MIX, dan bibit hidroponik
rockwool, larutan AB MIX, dan bibit hidroponik

Cara Membuat Media Tanam Hidroponik Sederhana

Cara Membuat Media Tanam Hidroponik Sederhana
Cara Membuat Media Tanam Hidroponik Sederhana
  • Potong botol air mineral menjadi 2 bagian
  • Lubangi bagian atas leher botol di dua sisi dengan solder atau paku yang dipanasi.
  • Masukan sumbu/kain flanel yang sudah dipotong memanjang melalui dua lubang tadi
  • Pasang terbalik bagian atas botol ke bagian bawah botol.
  • Media tanam hidroponik sederhana sudah siap digunakan.
Langkah berikutnya menyiapkan benih tanaman yang akan kita tanam. Untuk latihan saya sarankan tanaman sayuran hidroponik yang gampang tumbuh seperti sawi atau selada. Saat ini benih/bibit tanaman banyak sekali dijual secara online. Silahkan googling dengan kata kunci 'bibit tanaman hidroponik'. Sekalian kalau anda beli online, beli juga rockwool dan pupuk hidroponik.

Cara Menyemai Benih Hidroponik Menggunakan Rockwool

Cara Menyemai Benih Hidroponik Menggunakan Rockwool
Cara Menyemai Benih Hidroponik Menggunakan Rockwool
  • Potong-potong rockwool dengan ukuran 2,5 x 2,5.
  • Basahi rockwool dengan air dengan cara dicipratkan atau disemprot kecil agar rockwool tidak terlalu basah / digenangi air. Tempatkan di nampan atau kotak plastik bekas yang ada.
  • Lubangi bagian tengah setiap rockwool dengan lidi/tusuk gigi. Jangan buat lubang terlalu dalam, cukup kira-kira 2 mm saja.
  • Masukkan benih tanaman ke dalam lubang yang sudah dibuat di atas rockwool.
  • Tutup wadah dengan kantong plastik hitam dan tempatkan di tempat yang teduh atau gelap.
  • Umumnya untuk sayuran seperti sawi dan selada, dalam 1-2 hari sudah sprout/pecah benih. Tanda sprout adalah dengan munculnya calon akar (putih-putih) dan menyembul calon daun.
  • Kalau sudah ada yang pecah benih, segera jemur wadah berisi benih tersebut di bawah sinar matahari pagi sampai siang. Kalau matahari sudah terik, cukup simpan di tempat yang terang dan tidak perlu ditutup lagi oleh plastik hitam.
  • Terlambat mengenalkan pada sinar matahari bisa mengakibatkan etiolasi.
  • Lakukan setiap hari. Tambahkan atau semprotkan air agar rockwool tetap basah dan lembab jika dirasa media sudah kering.
  • Ciri benih yang sudah siap tanam adalah sudah tumbuh daun sejati. Pada saat ini tanaman siap dipindah ke media hidroponik untuk mendapatkan nutrisi tambahan selain air dan sinar matahari.

Cara Membuat Nutrisi Hidroponik

Pada saat benih tanaman sudah siap dipindahkan dari media semai ke media tanam, nutrisi hidroponik harus segera disiapkan. 
Dalam sitem bertanam hidroponik dikenal nutrisi dengan istilah AB MIX.

AB MIX ini biasa dijual di toko pertanian atau online. Ada yang masih dalam bentuk bubuk, ada juga yang sudah dalam bentuk larutan cair. Kalau anda membeli dalam bentuk bubuk, baca panduan cara melarutkannya. Biasanya dicantumkan dalam kemasannya.

Ada bebeberapa jenis AB MIX. Untuk sayuran, pastikan anda membeli AB MIX Daun (sayuran daun). Kecuali kalau nanti anda menanam tanaman buah, AB MIX yang harus disiapkan juga khusus untuk buah. AB MIX terdiri dari 2 larutan cair yang terpisah, yaitu larutan A dan larutan B. Kedua larutan nutrisi ini adalah larutan pekat yang dalam penggunaannya nanti harus dicampur lagi dengan air.
Takaran pencampurannya adalah sebagai berikut:
  • larutan A 5 ml
  • larutan B 5 ml
  • air 1 liter
  • Campurkan ketiga bahan diatas, aduk sampai bercampur sempurna. Larutan nutrisi siap digunakan.

Cara memindah Benih ke Media Tanam Hidroponik

  • Siapkan botol bekas yang sudah dibuat sebelumnya.
  • Isi bagian bawah botol dengan larutan nutrisi.
  • Pindahkan rockwool yang berisi tanaman yang sudah berdaun empat ke bagian dalam botol bagian atas yang sudah diisi kain flanel.
  • Pasangkan kedua bagian botol.
  • Selesai.

Perawatan Tanaman Hidroponik

Ketika tanaman tumbuh semakin membesar, kebutuhan nutrisi juga semakin besar. Karena itu minimal seminggu sekali larutan nutrisi harus ditambah. Kalau di awal campuran nutrisi adalah ; 5ml + 5ml + 1 lt. Minggu kedua naikkan menjadi 6ml + 6ml + 1lt. begitu seterusnya sampai tanaman siap panen.


Jangan biarkan larutan nutrisi di botol bagian bawah kosong karena akan menyebabkan tanaman mati kekeringan. Botol yang berisi larutan nutrisi rentan terkena lumut karena paparan sinar matahari. Karena itu, kalau mau, lapisi botol bagian bawah dengan kertas warna gelap. Atau cat dengan warna hitam. Tapi, karena saya menggunakan botol-botol ini tanpa pelapis, biasanya pada saat pergantian nutrisi, saya bersihkan lumut-lumut yang menempel hingga bersih kembali. 



Alternatif lain selain menggunakan botol bekas air mineral, sebenarnya kita bisa juga menggunakan baskom atau tempat plastik lainnya. Tempat/ media menempatkan rockwool berisi tanaman bisa menggunakan pot kecil atau bekas gelas air mineral yang dilubangi ujung bawahnya dan dipasangi sumbu/kain flanel. Untuk menutup baskom/wadah plastiknya dapat menggunakan styrofoam yang dilubangi sehingga pot-pot akan menggantung dan tidak menyentuh air. dengan cara seperti ini, kita bisa menempatkan beberapa pot tanaman sekaligus.



Demikian cara menanam hidroponik sederhana dengan sistem wick


Read more