Ada beberapa kelebihan penerapan sistem hidroponik untuk bertanam diantaranya adalah sebagai berikut:
Kelebihan sistem budidaya hidroponik
1. Mengatasi masalah tidak tersedianya tanah sebagai media tanam
2. Mengurangi penyakit tanaman yang umumnya terjadi pada media tanah
3. Memungkinkan ketersediaan dan penanaman yang berkesinambungan
4. Mendapat hasil lebih banyak dengan luasan area tanam yang sama
5. Kualitas hasil panen yang lebih baik
6. Penggunaan air dan pupuk lebih sedikit karena terukur dan terencana.
Itulah beberapa kelebihan dari budidaya hidroponik. Ada kelebihan pasti ada juga kekurangan. Termasuk dalam hal ini bertanam hidroponik, beberapa kekurangannya adalah sebagai berikut:
Kekurangan sistem budidaya hidroponik
1. Biaya awal yang cukup besar, diantaranya untuk penyiapan alat-alat, media termasuk juga nutrisinya
2. Memerlukan perhatian ekstra dalam perawatannya
3. Membutuhkan ilmu dan pengetahuan yang cukup mengenai tanaman dan kebutuhannya
4. Saat tanaman terinfeksi penyakit akan mudah menyebar
Itu saja saya kira kekurangannya, kalau saya tambahi lagi nanti malah membuat anda berpikir ulang lagi untuk memulai bertanam hidroponik.
Berikutnya kita akan membahas teknik-teknik bertanam hidroponik.
Secara umum budidaya hidroponik dibagi menjadi 2 jenis menurut aliran nutrisi yang digunakan yaitu sistem bersikulasi dan sistem non sirkulasi.
1. Sistem bersikulasi
Pada sistem sirkulasi atau sistem putar, air nutrisi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan jatuh lagi mengalir lewat akar ke suatu penampung. Berikutnya air nutrisi dalam tampungan itu nantinya akan diaplikasikan lagi pada tanaman dengan menggunakan bantuan pompa atau sejenisnya untuk mengalirkannya.
Kekurangan dalam sistem sirkulasi ini adalah menyebabkan perubahan PH air yang tentunya tidak bagus untuk tanaman sehingga dibutuhkan pengecekan secara rutin.
2. Sistem non sirkulasi
Pada sistem non sirkulasi atau sistem sekali pakai, air nutrisi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman jika ada kelebihannya tidak didaur ulang tapi langsung dibuang. Terkesan boros, namun sebenarnya bila kita mengatur waktu yang tepat untuk pemberian larutan nutrisi maka air nutrisi akan terserap oleh tanaman secara maksimal, akibatnya air yang terbuang pun menjadi sedikit.
Nah, itulah 2 jenis teknik bertanam secara hidroponik yang perlu anda ketahui terlebih dahulu. Selanjutnya kita akan lebih detil membedakan teknik-teknik budidaya hidroponik dengan harapan nantinya anda bisa memilih teknik mana yang mudah dan efektif untuk diaplikasikan.
Ada 6 teknik yang dikenal dalam sistem bertanam hidroponik, yaitu:
1. Water culture system
2. Drip system
3. Aeroponic system
4. Wick system
5. Ebb and flow system
6. NFT system
|
Teknik Budidaya Hidroponik Sederhana |
Mari kita bahas satu per satu.
1. Cara budidaya hidroponik : Water culture system
Kalau diterjemahkan bebas dalam bahasa Indonesia water culture system artinya adalah metode menanam hidroponik sistem rakit apung. Teknik ini merupakan teknik bertanam hidroponik yang cukup sederhana. Konsep dari sistem ini adalah membiarkan akar tanaman mengapung di air nutrisi sehingga tanaman dapat asupan nutrisi selama 24 jam sehari non stop.
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat sistem rakit apung:
- Bak atau tempat penampungan air nutrisi
- Media tanam/ rockwoll.
- Netpot
- Sterofoam
- Benih tanaman
- Larutan nutrisi hidroponik
Berikut gambar dari water culture system:
|
hidroponik sistem water culture |
2. Cara budidaya hidroponik : Drip system
Drip System atau Sistem tetes merupakan salah satu dari teknik menanam hidroponik yang umum digunakan karena cara kerjanya yang cukup sederhana. Sistem ini menggunakan timer untuk mengatur penetesan air nutrisi pada tanaman.
Berikut bagan sederhana dari metode hidroponik sistem tetes: